Memetakan “The Big 5 Personality Traits” agar menjadi lebih kooperatif

Yahya Pramudya Ekananta
5 min readMar 31, 2021

--

Halo designers, gimana kabarnya? Hubungan dengan co-workers, atasan, dan subordinates lancar?

Di dalam dunia kerja yang menuntut kerja sama yang baik, terkadang kita perlu beradaptasi dengan sifat orang lain yang bermacam-macam.

Ever wish your colleague was more organized? Ever try to make your partner less of a homebody? Ever try to calm your friend down from worrying so much? This never works! We can’t alter people’s nature. Instead of trying to change the people in your life, learn how to decode, optimize, and predict their behavior. — Vanessa van Edwards

Berdasarkan quote di atas, kali ini gue mau membahas sesuatu yang bersinggungan dengan psikologi nih, yaitu “The 5 Big Personality Traits”. Selain itu gue akan memberikan contoh pengaplikasiannya di dalam dunia nyata.

Jadi langsung saja, cari posisi yang enak untuk membaca dan check it out~

Asal mula teori

Teori “The 5 big personality traits” (5 sifat umum kepribadian) pertama kali gue baca dalam sebuah buku berjudul “Captivate” yang ditulis oleh Vanessa van Edwards. Buku ini best seller di negaranya, Amerika Serikat.

Teori tersebut dikembangkan oleh beberapa ilmuwan di bidang psikologi mulai tahun 1980-an. Masing-masing dari 5 sifat umum kepribadian berisi dua aspek yang terpisah, tetapi berkorelasi satu sama lainnya.

Teori ini juga bisa disebut sebagai “The O.C.E.A.N model”. Yaitu Opennes, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Masing-masing sifat tersebut bisa jadi tinggi, rendah, atau sedang di dalam diri setiap orang.

Verywellmind

Opennes

Opennes (keterbukaan) adalah sifat yang berhubungan dengan keingintahuan dan ketertarikan pada ide-ide baru. Ia juga menentukan tingkat kreativitas dan penghargaan seseorang terhadap originalitas dan variasi.

Opennes tinggi: menikmati hal baru, perubahan, dan petualangan.

Opennes rendah: menikmati tradisi, rutinitas, dan kebiasaan.

Conscientiousness

Conscientiousness (kehati-hatian) adalah sifat yang berkaitan dengan pendekatan seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Ia menentukan kedisiplinan, organisasi, dan keandalan seseorang.

Conscientiousness tinggi: pecinta to-do list, organisasi, dan jadwal. Suka terhadap detail dan membuat hal-hal perfect.

Conscientiousness rendah: Biasanya suka terhadap gambaran besar. Kurang nyaman dengan jadwal tetap.

Extraversion

Extraversion (pementingan terhadap hal-hal lahiriah) adalah sifat yang berhubungan dengan cara seseorang mendekati orang lain. Apakah ia suka terhadap situasi sosial ataukah hal itu justru menjadi beban baginya? Hal ini mungkin mempengaruhi kecakapan bicara dan optimisme seseorang.

Extraversion tinggi: mendapatkan energi dari bergaul bersama orang lain. Biasanya ceria dan mencari kegiatan sosial.

Extraversion rendah: suka menyendiri dan merasa bersama orang lain itu menguras tenaga.

Agreeableness

Agreeableness (keramahan) adalah sifat yang menjelaskan bagaimana seseorang bekerja sama. Ia juga menentukan ukuran empati dan perhatian seseorang terhadap keadaan mental orang lain.

Agreeableness tinggi: mudah bergaul, memiliki empati yang tinggi, senang perduli terhadap orang lain.

Agreeableness rendah: lebih analitis, perfeksionis, dan skeptis. Lebih suka menjauhkan emosi dari keputusan.

Neuroticism

Neuroticism (neurotisme) adalah sifat yang menentukan bagaimana seseorang menghadapi kecemasan. Ia juga menjelaskan seberapa reaktif seseorang terhadap lingkungannya secara emosional.

Neuroticism tinggi: cenderung merasa cemas. Sering kali mengalami perubahan suasana hati.

Neuroticism rendah: Biasanya tenang, stabil, dan jarang mengalami perubahan suasana hati.

Pemetaan Sifat

Setelah membaca hal di atas, kira-kira kalian termasuk ke dalam kategori apa? Bagaimana dengan rekan kerja terdekat kalian? Bos kalian? Subordinates kalian? Contoh pemetaannya bisa sebagai berikut:

Pemetaan 5 Big Personality Traits

Masing-masing huruf melambangkan inisial dari kelima sifat tersebut. Panah ke atas atau ke bawah melambangkan seberapa tinggi atau rendah kecenderungan kalian terhadapnya. Dan tanda = (sama dengan) berarti kalian memiliki kecenderungan yang seimbang untuk sifat tersebut.

Sebagai contoh di atas, artinya Conscientiousness tinggi, Extraversion rendah, Agreeableness tinggi, Neuroticism seimbang, dan Opennes tinggi.

Di dalam bukunya, Vanessa menceritakan bagaimana ia pernah memiliki seorang anak magang (sebut saja Eva) yang akhirnya tidak betah dan keluar dari perusahaannya. Vanessa yang memiliki Neuroticism dan Conscientiousness tinggi memiliki kecenderungan untuk selalu khawatir dan hal ia membombardir Eva dengan email dan pesan-pesan, menanyakan bagaimana progress kerjaannya. Terlebih lagi Vanessa memberikan informasi yang terlalu banyak dan detail dengan harapan itu akan membantu Eva memahami tugasnya.

Namun ternyata hal itu justru membuat Eva tidak nyaman. Karena Eva memiliki Neuroticism sedang, serta memiliki Conscientiousness, Opennes, dan Extraversion rendah. Sehingga Eva tidak benar-benar memahami alasan kenapa Vanessa terus membombardir-nya dengan pesan-pesan. Justru itu membuatnya tambah stress. Ditambah lagi dengan dikirimkan berbagai informasi detail tentang tugasnya, hal-hal detail tersebut justru membuatnya semakin pusing. Belum lagi Vanessa mengira ia kurang excited dengan project yang ada, sehingga ia diberikan project-project yang lain, padahal sebenarnya ia kurang suka untuk mencoba hal baru.

Lebih parahnya lagi, Eva tidak menyampaikan tentang perasaannya tersebut. Ketika ditanya bagaimana pendapat Eva dengan tugasnya, ia menyanggupi saja, itu dikarenakan ia memiliki Agreeableness tinggi yang tidak ingin mengecewakan orang lain, namun menjelang akhir ia akan diam-diam tidak mengerjakannya. Selain itu, saat dipasangkan dengan 3 rekan kerja yang lain dengan harapan ia bisa segera belajar dari orang lain tersebut, Eva juga termasuk malu-malu untuk bertanya kepada orang lain ketika diskusi, dikarenakan ia memiliki Extraversion rendah.

Menurut pendapat gue pribadi, seharusnya perlakuan yang cocok untuk Eva adalah memberikan arahan yang secukupnya saja asalkan jelas. Lalu memberikannya hanya satu orang sebagai teman diskusinya yang bisa membuatnya nyaman. Tidak lupa hanya fokus pada satu project sampai tuntas.

Berkompromi atau Mengoptimasi ?

Biasanya jika terdapat kemiripan maka akan mudah untuk bekerja sama. Namun jika berkebalikan, maka bisa jadi akan ada kesalahpahaman di antara kedua orang tersebut dikarenakan ada kebiasaan maupun ekspektasi yang berbeda dari satu sama lainnya. Jika hal itu terjadi, ada dua hal yang bisa kalian lakukan: Berkompromi atau Mengoptimasi

1. Berkompromi

Berkompromi maksudnya kalian yang berusaha memahami dan memaklumi sifat orang lain yang berbeda dengan kalian.

Contoh pengaplikasiannya di dalam buku Captivate:

Vanessa mulai memahami bahwa bosnya memiliki ekstroversi rendah (suka berpikir dengan tenang dan menyendiri). Dalam hal ini, meeting yang dilakukan dengan banyak orang akan membuat bosnya kurang nyaman dalam menggunakan kapasitas terbaiknya. Sehingga Vanessa membuat kebiasaan untuk memberikan laporan sebelum meeting sehingga bosnya bisa memiliki waktu untuk memahami laporannya sebelum meeting dilangsungkan. Hal ini berakibat baik bagi bosnya karena ia dapat memahami laporan Vanessa dengan lebih baik, dan Vanessa pun mendapatkan apresiasi atas kinerjanya.

2. Mengoptimasi

Mengoptimasi maksudnya kalian mencoba untuk membuat orang lain memahami sifat dan ekspektasi kalian. Misalnya kalian adalah seorang yang memiliki Conscientiousness tinggi dan suka semuanya teratur, mulai dari waktu hingga dokumentasi pekerjaan. Sedangkan subordinate kalian sebaliknya.

Yang bisa kalian lakukan salah satunya adalah dengan mengajaknya mengobrol dan berdiskusi tentang ekspektasi masing-masing perihal pola kerja dan sebagainya. Sehingga ada keterbukaan antara satu sama lain dan ekspektasi kedua belah pihak bisa diketahui.

Kalian bisa berdiskusi misalnya, “Saya sepertinya kesulitan untuk memantau progress hasil pekerjaan kamu karena file kamu tersebar di dalam beberapa folder. Apakah kamu bisa menaruhnya pada satu folder saja serta nge-mention saya ketika pekerjaan kamu sudah selesai? Oh iya, jangan lupa untuk sertakan estimasi deadline ya, supaya saya juga bisa berkoordinasi dengan tim lain terkait tenggat waktu tersebut.”

Kesimpulan

Para psikolog menemukan bahwa manusia memiliki 5 klasifikasi sifat. Sifat yang berbeda dapat berakibat pada kesalahpahaman dan miss-expectation. Lakukanlah pemetaan sifat diri sendiri lalu orang lain. Lalu lakukanlah kompromi atau optimasi jika terdapat perbedaan.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

PS: bukan hanya sama rekan kerja lho, tapi dengan lingkungan pertemanan atau dengan pasangan juga bisa.

Referensi

https://www.verywellmind.com/the-big-five-personality-dimensions-2795422#:~:text=The%20five%20broad%20personality%20traits,openness%2C%20conscientiousness%2C%20and%20neuroticism

https://en.wikipedia.org/wiki/Big_Five_personality_traits

https://www.google.co.id/books/edition/Captivate/6i_eDQAAQBAJ?hl=en&gbpv=0

--

--